-->

5 Fakta Tragedi Lumpur Lapindo Yang Sudah 12 Tahun Terjadi

5 Fakta Tragedi Lumpur Lapindo Yang Sudah 12 Tahun Terjadi - Kisah pilu 2006 di daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Sebuah pengeboran dilakukan oleh PT. Lapindo Brantas untuk mengambil sumber daya alam berupa gas, dimana terjadi kesalahan yang mengakibatkan muncratan lumpur panas yang kini kita kenal dengan Lumpur Lapindo.

 

Lumpur Lapindo Sidoarjo Jawa Timur


 



 

1. Volume Lumpur Tidak Berhenti








Ikatan Ahli Geologi Indonesia tidak yakin semburan Lumpur Lapindo akan berhenti dalam waktu dekat. Semburan lumpur dapat dikatakan berhenti jika kandungan lumpur di cekungan bawah tanahnya habis. Dari kedalaman endapan, banyaknya lumpur yang keluar saat itu, serta kalkulasi jarak, bencana semburan diprediksi baru akan berhenti 17 atau 24 tahun lagi.

Karena peneliti mengukur sebanyak 20 - 40rb kilometer kubik lumpur masih menyembur secara fluktuatif dari dalam pusat semburan setiap harinya. Jadi dalam waktu sebulan lumpur itu dapat mengambil tanah seluas 10 kilometer per harinya jika tidak ada pembatas tanah yang diciptakan untuk menembokkan lumpur. Ini dikarenakan belum ada cara yang tepat untuk menghentikan lumpur.

 

2. Unsur Kimia Menyebabkan Kematian








Lumpur yang dikeluarkan berunsur P.A.H (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons) sebuah unsur kimia yang sangat berbahaya untuk manusia dan lingkungan.

Umumnya pada manusia dapat menyebabkan kulit memerah, kulit melepuh, kanker kulit, masalah reproduksi, hingga masalah paru-paru. Belum lagi ternyata unsur ini juga membunuh hewan dan tumbuhan karena dapat menghentikan jaringan lemak pada hewan dan akar pada tumbuhan.

 

3. 15 Desa Menjadi Desa Mati








Inilah hal yang menjadikan kasus Lumpur Lapindo merugikan negara. Selain harus meminta bantuan negara lain yang akhirnya menjadi hutang. Ternyata Lumpur Lapindo telah menelan 15 desa di kawasan Sidoarjo yang merugikan milyaran rupiah dan angkanya terus meningkat.

PT. Lapindo Brantas juga sudah mengakui ada 3.000 berkas yang harus diselesaikan untuk pembayarannya.

 

4. Menjadi Geothermal








Ada beberapa pendapat rakyat Indonesia untuk memanfaatkan semburan Lumpur Lapindo menjadi Geothermal yang menghasilkan tenaga listrik. Dari segi ilmu fisika untuk menciptakan daya listrik dari semburan panas diperlukan beberapa mesin converter uap dan angin panas ke listrik.

 

5. Menjadi Tempat Wisata








Salah satu pemanfaatan bencana Lumpur Lapindo adalah dengan menjadikannya tempat wisata. Pemerintah setempat menjadikannya tempat wisata. Salah satunya terdapat patung-patung yang menandakan korban Lumpur Lapindo yang dibuat untuk mengenang para korban dari lumpur panas yang memakan rumah mereka.

 

Karena sudah 12 tahun, Lumpur Lapindo tidak terlalu menguntungkan bagi negara. Dengan demikian, apakah 50% pulau jawa akan tertutup lumpur panas?
LihatTutupKomentar