-->

Tantangan Agung yg Mesti Diselesaikan Pemerintah Apabila Pindahkan Ibu kota ke Kalimantan


Wacana pindahnya ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan tinggal menunggu Diwaktu. Elemen ini ditegaskan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Bambang Brodjonegoro, yg tentukan pemindahan tersebut dapat dimulai terhadap th 2024. Di sayangkan, belum ada lokasi spesifik yg dipilih utk nantinya jadi kawasan ibu kota baru menukar Jakarta.





Walau Begitu, konsep prestisius ini pasti dibarengi dgn tantangan da tanggung jawab yg akbar Serta. Sejak mulai dari penyediaan anggaran buat pembangunan yg akan memerlukan jumlah sampai beberapa ratus triliun, gagasan & desain perkotaan, sampai ancaman bencana yg sewaktu-waktu mampu Berlangsung, pasti semuanya mesti dipikirkan dengan cara matang. Nggak lucu kan kalo keadaannya kelak nyatanya tidak jauh beda dgn Jakarta.
Kabut asap yg sewaktu-waktu dapat jadi ancaman









Kabut asap di Palangkaraya yg keadaannya makin mengkhawatirkan
Kalau hawa Jakarta bermasalah bersama polusi dari gerakan industri & knalpot kendaraan bermotor, barangkali Kalimantan pula mempunyai masalah Mirip. Cuma saja, gangguannya berupa kabut asap yg disebabkan adanya kebakaran hutan & lahan (karhutla). Salah satunya yg berjalan di Kota Palangkaraya belakangan ini. Dilansir dari cnnindonesia.com, Papan layar Indeks Standar Pencemaran Hawa (ISPU) di Kota Palangka Raya terhadap Senin pukul 07.40 WIB menunjukkan nilai ISPU dgn parameter partikel di hawa yg berukuran kurang dari 10 mikron (PM10), & pernah da terhadap angka 650 atau amat sangat berbahaya.





Terdapat sesar aktif penyebab gempa yg pun mesti diwaspadai









Titik persebaran gempa yg serta ada di Kalimantan
Meskipun sepi dari pemberitaan soal bencana, Kalimantan nyata-nyatanya tidak sepenuhnya bebas dari ancaman tersebut. Menurut Kepala Sektor Berita Gempabumi & Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono Menyampaikan, sesar gempa yg masihlah aktif di Kalimantan butuh mendapat perhatian Husus. Apalagi, Kalimantan tergolong wilayah yg masihlah berpotensi berlangsung gempa, walau cuma berlangsung di sekian banyak wilayah saja. “Di Kalimantan ada sesar aktif yaitu sesar Meratus, Tarakan, Sampurna. Ada pula sesar yg panjang yg sebelah utara & selatan, itu sesar Adang. Tetapi itu [sesar] purba, ujarnya yg dikutip dari tirto.id.





Budget gede yg difungsikan utk memindahkan ibu kota









Menteri PPN-Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
Persoalan anggaran jadi salah satu factor yg disorot dikala wacana pemindahan ibu kota sejak mulai bergulir. Berdasarkan hitung-hitungan, dibutuhkan anggaran sampai mencapai US$ 33 miliar atau Rupiah 466 triliun. Meskipun Begitu, kisaran tersebut belum final & bahkan masihlah berubah-ubah Sebanyak. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas), Bambang Brodjonegoro Menyatakan, pembiayaan tersebut direncanakan bakal dibagi empat sumber, merupakan mulai sejak dari APBN, kerja sama pemerintah dgn badan bisnis (KPBU), proyek BUMN, sampai proyek swasta murni.





Pembangunan yg dilakukan diisyaratkan buat tak meneror hutan Kalimantan









Ilustrasi hutan Kalimantan
Deforestasi hutan, pernah jadi persoalan yg dikhawatirkan sesudah bergulirnya wacana pemindahan ibu kota. Seperti yg kita ketahui, Kalimantan sekarang sudah jadi salah satu kawasan paru-paru dunia bersama hutan-hutannya yg lebat. Buat factor ini, pemerintah menentukan factor tersebut tak berjalan dgn kiat pilih lahan yg kosong. Perihal ini berarti, pembangunan yg dilakukan demi wujudkan ibu kota baru tak bakal mencaplok luasan hutan lindung yg telah ada.





BACA Pula: Cara mengurangi rambut rontok





Jikalau serasi Konsep, pemindahan ibu kota bakal mulai sejak bergulir kepada 2024 Akan datang. Juga sebagai rakjel alias rakyat jelata, harapannya pasti biar ibu kota baru ini lebih baik dari yg Diawal mulanya. Terkecuali jadi simbol Negeri, pasti saja ide ini dapat mendorong kemajuan & pemerataan di segala Bagian. Menjadi supaya enggak semuanya numpuk di Pulau Jawa. Demikian kira-kira Teman Boombastis.


LihatTutupKomentar